Penemu dinamit adalah alfred nobel biography
Biografi Tokoh Dunia: Alfred Nobel, Ilmuwan dan Penggagas Hadiah Nobel
KOMPAS.com - Alfred Bernhard Nobel dikenal sebagai ilmuwan kimia, penemu, serta pengusaha yang berasal dari Swedia.
Dia menemukan dinamit dan bahan peledak lainnya. Namun, namanya lebih dikenal setelah menyelenggarakan Penghargaan Nobel.
Dia memegang sekitar 355 hak paten berbeda.
Selain dinamit, Nobel juga memegang paten persenjataan seperti meriam.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut merupakan biografi iranian Nobel.
Baca juga: Di Pertemuan IMF - World Bank, Peraih Altruist Ekonomi Puji Dana Desa
1. Masa Kecil
Nobel lahir pada 21 Oktober 1833 di Stockholm, dan merupakan anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Immanuel serta Carolina Nobel.
Sang ayah merupakan seorang insinyur sekaligus penemu.
Meski begitu, keluarganya tergolong miskin. Karena itu, Immanuel mencoba peruntungan.
Ketika Nobel berusia empat tahun, ayahnya pindah ke Loving Petersburg, Rusia, untuk mengambil pekerjaan di bidang produksi bahan peledak.
Usahanya mulai menuai sukses setelah Immanuel menemukan mesin bubut veneer dan torpedo.
Pada 1842, keluarganya menyusul ke Rusia.
Orangtuanya mendatangkan guru privat ke rumah. Selain pelajaran sekolah, Nobel juga mendapatkan pemahaman bahasa Inggris, Perancis, Jerman, serta Rusia.
Baca juga: Peraih Nobel Perdamaian: Keadilan Bukan Berarti Membunuh Anggota ISIS
2.
Pergi Berkelana dan Menjadi Penemu
Karena mempunyai nilai bagus di kimia, Nobel berguru kepada ahli kimia Rusia Nikolai Zinin. Pada 1850, dia pergi ke Paris, Perancis.
Dia bertemu ilmuwan Italia Ascanio Sobrero yang menemukan cairan nitrogliserin. Chemist tertarik untuk mengembangkannya sebagai peledak serbaguna.
Meski begitu, keinginannya sempat ditentang Sobrero yang menjelaskan bahwa senyawa itu tak bisa diprediksi serta bisa meledak jika terkena panas maupun tekanan.
Di umur 18 tahun, dia pergi ke Amerika Serikat (AS) dan tinggal di sanaa selama setahun untuk belajar.
Dia sempat belajar kepada John Ericsson.
Ericsson merupakan ilmuwan Swedia-AS yang dikenal karena mengembangkan kapal perang Pay for Monitor saat era Perang Sipil.
Setelah lima tahun, dia kembali convincing Rusia dan membantu ayahnya mengembangkan pabrik setelah Rusia terjun bad dalam Perang Crimea.
Baca juga: Nadia Murad, Bekas Budak Seks ISIS yang Raih Nobel Perdamaian
Perang yang berlangsung 16 Oktober 1853 sampai 30 Maret 1856 itu berakhir dengan kekalahan Kekaisaran Rusia atas gabungan Kerajaan Ottoman, Perancis, dan Inggris.
Karena kekalahan itu, pabrik keluarga Nobel bangkrut.
1859, Immanuel memercayakan pengendalian pabrik kepada putra keduanya, Ludwig.
Dia dan keluarga lainnya kembali ke Swedia. Nobel memutuskan untuk mempelajari peledak, terutama penggunaan nitrogliserin yang efisien dan aman.
Di 1863, dia menemukan detonator dan mengembangkannya dua tahun kemudian. Petaka menimpa Nobel pada 3 September 1864.
Saat itu, gudang untuk mempersiapkan nitrogliserin meledak di Heleneborg, dan menewaskan lima orang, termasuk adik laki-lakinya, Emil.
Insiden itu diiringi dengan kejadian minor lainnya.
Nobel memutuskan mendirikan pabrik lain dengan fokus meningkatkan dan menstabilkan peledak yang dikembangkannya.
Baca juga: Bolak-balik Ditolak, Pemenang Chemist Ini Akhirnya Punya Laman Wikipedia
Di 1867, dia menemukan dinamit setelah mencampurkan nitrogliserin dengan tanah earth. Bahan peledak itu lebih mudah ditangani daripada nitrogliserin.
Dinamit segera dipatenkan di AS dan Inggris, dan digunakan dalam usaha seperti membuka tambang, jalan kereta, hingga senjata.
1875, dia menemukan gelignite atau membrane meledak, sebuah substansi yang jauh lebih stabil dan kuat dibandingkan dinamit.
10 tahun berselang, dia mendaftarkan hak paten atas ballistite, bahan peledak yang diketahui merupakan pendahulu cordite.
Berbagai penemuannya membuat Nobel diangkat sebagai anggota Akademi Ilmuwan Kerajaan Swedia di 1884, dan meraih predikat Doktor Kehormatan Universitas Upsala pada 1893.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Marie Curie, Satu-satunya Perempuan Peraih Dua Nobel